Catatan Reportase :

Dari Pemilu Amerika : George Bush atau Al Gore? (13)

 

New Orleans, 13/11/00 - 11:00 PM (14/11/00 - 12:00 WIB)

 

Tuntutan Bush untuk menyetop penghitungan ulang secara manual kartu suara di West Palm Beach hari ini ditolak oleh pengadilan. Bush akan melakukan upaya banding untuk ini. Sementara pihak Gore mencak-mencak (marah), pasalnya hanya diberi waktu hingga Selasa sore besok bagi keempat kabupaten untuk pengesahan seluruh hasil penghitungan ulang kartu-kartu suara yang kini sedang diselesaikan secara manual. Tentu tidak akan cukup waktu, pikir Gore. Untuk ini pihak Gore pun mengajukan protes.

 

Posisi sementara (menurut The Asssociated Press) hasil penghitungan ulang di Florida, Bush kini unggul 388 kartu suara (bertambah 100 dibanding angka sebelumnya). Secara nasional, Gore masih unggul sementara atas Bush dengan 255 – 246 jatah suara (electoral vote).

 

Selain Florida, negara bagian New Mexico dan Oregon masih dianggap belum selesai. Tetapi karena masing-masing hanya menyediakan jatah suara 5 dan 7, maka posisinya tidak krusial dibandingkan dengan Florida yang menyediakan 25 jatah suara. Artinya, kalaupun keduanya diraih oleh Bush, tetap tidak akan menentukan kemenangannya. Berbeda halnya dengan Florida, siapapun yang meraihnya, akan menjadikan jumlah jatah suaranya melebihi angka kemenangan 270.

 

***

 

Kalau soal penghitungan ulang, itu memang karena peraturan berbunyi demikian. Tetapi di wilayah Florida, khususnya West Palm Beach juga terjadi kontroversi tentang kartu suara yang membingungkan, yang sekarang populer dengan sebutan kartu suara model kupu-kupu (butterfly ballot). Dan ini yang sekarang juga sedang diperjuangkan oleh para pemilih di sana agar dilakukan pemilihan ulang.

 

Mari sejenak kita lihat kenapa hanya wilayah itu yang ribut-ribut tentang kartu suara yang membingungkan. Sebagaimana diketahui, bahwa setiap negara bagian berhak mengatur tentang tata cara pemilu, termasuk tentang bentuk atau model kartu suara dan aturan “pencoblosannya”. Di antara cara-cara pemilihan itu, antara lain dengan menekan tombol, mengungkit tungkai (lever), menuliskan nama, memberi tanda silang, menghitamkan bulatan dengan pensil, dsb. Ada yang pemilihannya dengan datang ke TPS dan ada yang via pos. Salah satunya di Florida adalah dengan membuat lubang (punch) di bidang segi empat kecil (hasil coblosannya disebut chad).

 

Kartu suara di Florida ini dijuluki dengan kartu model kupu-kupu, karena pada halaman yang dicoblos terbagi menjadi dua bagian kiri dan kanan yang masing-masing berisi urutan nama kandidat presiden. Di tengah-tengahnya terdapat punch yang harus dicoblos sesuai dengan nama kandidat presiden yang tertulis di sebelah kiri atau kanannya.

 

Entah kenapa, letak urutan punch ini dari atas ke bawah menunjuk ke nama kandidat presiden secara zig-zag. Barangkali karena ukuran huruf-hurufnya dibuat agak besar sehingga makan tempat, sementara ukuran lubangnya kecil. Maklum, Palm Beach ini selain kota wisata juga kota "pensiunan", yang berarti banyak orang-orang tua. Banyak mereka yang menikmati hari tuanya dengan memilih tinggal di kota ini.

 

Di sisi halaman kiri paling atas tertulis nama George Bush, kemudian diikuti di bawahnya dengan nama Al Gore, dst. Tetapi urutan lubang punch di bagian tengah halaman kertas urutannya paling atas untuk Bush, kemudian urutan kedua di bawahnya untuk Pat Buchanan (yang namanya tertulis di sisi halaman bagian kanan), lalu urutan ketiga untuk Al Gore, dst. Rupanya peletakan lubang punch yang zig-zag terhadap urutan nama yang demikian ini menjebak para pemilih Gore. Karena dilihat Gore berada di urutan kedua setelah Bush, dikiranya lubang punch yang harus dicoblos ya lubang urutan kedua pula, padahal seharusnya lubang yang ketiga.

 

Umumnya para pemilih itu baru menyadari kesalahannya setelah berada di luar TPS selesai memilih. Maka histerislah para pemilih fanatik Partai Demokrat yang seharusnya bermaksud memilih Gore, tapi “terjebak” memilih lubang punch yang kedua milik Pat Buchanan. Itulah pangkal persoalannya yang membuat hingga kini mereka menuntut dilakukannya pemilihan ulang melalui tuntutan sidang pengadilan. Ini juga agaknya yang diperkirakan akan menjadi “kartu truf” Gore. Kenapa?

 

Seperti diketahui bahwa tanggal 18 Desember sudah dijadwalkan sebagai hari sidang bagi para wakil dari setiap negara bagian yang berada dalam Electoral College yang jumlahnya sesuai dengan jumlah jatah suara (electoral vote) dari partai yang menang di negara bagian tersebut. Menurut Undang-Undangnya, sidang ini tetap akan dilakukan guna memilih presiden, tidak tergantung pada berapa wakil negara bagian yang hadir.

 

Nah, jika hingga tanggal tersebut persoalan di Florida tidak kunjung tuntas, maka jelas tidak akan ada wakil dari Florida. Ini berarti komposisi Electoral College akan sama seperti posisi jatah suara (electoral vote) jika tanpa Florida. Secara teoritis, Gore akan menang pemungutan suara di sidang Electoral College, karena posisi jatah suara (electoral vote) sementara ini memang Gore lebih unggul. Kecuali jika ada utusan Electoral College yang tiba-tiba mbalelo berpindah ke suara partai lawan. Tetapi kemungkinan ini hampir dapat dipastikan tidak akan terjadi, karena utusan dari masing-masing Partai Demokrat dan Republik pasti bukan sembarangan orang.

 

Namun, tentunya Bush juga sudah membaca kemungkinan seperti ini. Apa strateginya? Ya, embuh……… Yang jelas jalan menuju ke terpilihnya presiden baru Amerika masih akan rumit dan berliku-liku penuh dengan trik-trik mencari setiap peluang untuk menambah angka jatah suaranya.

 

Sementara ini memang hanya memperebutkan jatah suara Florida. Lha, tapi siapa tahu tiba-tiba Bush juga meminta penghitungan ulang dengan tangan atas wilayah Iowa dan Wisconsin atau New Mexico yang margin kemenangan Gore memang tipis di wilayah-wilayah tersebut. Belum lagi Bush sangat berharap kartu suara yang akan datang dari luar negeri (absentee ballot) akan dapat menambah perolehan suara Partai Republik.

 

Meskipun kebanyakan orang Amerika tidak terlalu perduli dengan proses bertele-tele ini, saya sendiri menikmatinya sebagai sebuah hiburan. Enggak tahu dengan Anda………-

 

 

Yusuf Iskandar

 

 

[Sebelumnya][Kembali][Berikutnya]